Friday, July 1, 2016

Pong Suloaraq

Sebelumnya saya sudah menulis artikel tentang runtuhnya eran dilangiq yang disebabkan oleh perbuatan londong di rura bersama isterinya.cerita berikut menceritakan tentang kedatangan pong suloaraq dati sesean untuk meminta permohonan ampun kepada sang pencipta atas dosa yang diperbuat oleh pong mula tau bersama isterinya.berikut ceritanya.

Sesudah kebinasaan Londong di rura,bersama keluarganya,datanglah Pong suloaraq dari gunung sesean,melaksanakan upacara permohonan ampun kepada puang matua sang pencipta atas tindakan penghianatan dan pemerkosaan terhadap Aluk sanda pitunna tersebut yang memuncak dalam perbuatan Londong di rura bersama keluarganya. Upacara yang dilakukan oleh puang suloaraq tersebut dikenal dalam bahasa toraja dengan ungkapan “untindok sesanna masan, unnangkaran rakdakna malame”. Artinya memohon kemurahan puang matua,atas manusia dan segalah makhluk yang selamat dari bencana ats tenggelamnya olembah rura ke dalam tanah.

Dalam upcara itu,Pong Suloaraq membaharui dan menggariskan kembali seluruh patokan dan penggarisan sesuai aluk sanda pitunna. Sehingga sejak saat itu aluk sanda pitunna disebut juga adaq na taa tuak pong suloaraq loq ingkokna padang,sangkaq nasiok panaran pongh bua uran loq saroena lipu sanda kasalle. Artinya adat istiadat yang diperbaharui dan digariskan kembali oleh pong suloaraq di daerah ujung selatan kediaman suku toraja termasuk di dalamnya tentang adaqna Rampanan kapaq,sangkaqna passulean allo” (adat istiadat perkawina tradisional suku toraja).

Sesuai upacara dan penggarisan kembali”aluk sanda pitunna” tersebut,maka berangkatlah utusan-utusan menyebarkan dan menjelaskan seluruh patoakan dan penggarisan yang tercakup dalam “adaq na taa tuak pong sulo araq,sangkaq na siok panaran pong bua uran” tesebut.

PASONTIK menjelajah daerah sebelah timur, di ikuti burake tambolang membawa serta tradisi”suke dibonga,kandian pidan”(arti harafiah tempat minum berupa seruas bambu berukir,tempat makan berupa pinggan keramik) maksudnya ialah tradisi yang berstrata sosial.

PONG DAPPADANG menjelajah daerah sebalahb baratb diikuti Burake tattiuq membawa serta tradisi suke pada pappaq,kandean saratuq(arti harafiah tempat minum berupa ruas-ruas bambu yang tiad berukir dan sama tingginya,tempat makan yang jumlahnya seratus buah) maksudnya tradisi yang tiada mempunyai strata sosial berdiri sama tinggi,duduk sama rendah.

TANDILINO menjelajah daerah bagian tengah diikuti Burake tangngana dan membawa serta suatu tradisi yang merupakan perpaduan diantara kedua tradisi tersebut. Ke tiga tradisi itu bercampur,dalam,perkembangannya bercampur satu dengan lainnya,akibat pergaulan dan terutama kawin mawin,tetapi masih dapat ditemukan dalam bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari hari dan juga dalam ungkapan yang diucapakan atau dilakukan oleh “tominaa”(ahli adat) dalam upacara prkawinan adat,untuk menyambut pengantin bersam keluarganya.

0 komentar

Post a Comment